Namun tak semua perempuan dan anak-anak di dunia bisa dengan mudah mengakses air. Di negara-negara Afrika misalnya, tanggungjawab untuk mencari air setiap harinya dibebankan pada anak-anak perempuan. Sanitasi yang buruk adalah harga terberat yang harus mereka bayar, karena di wilayah Afrika, tak semua penduduk bisa menikmati air bersih. Para perempuan dan anak-anak tiap hari harus mengambil air bersih, berjalan jauh dan membawa beban berat tersebut. Alibatnya banyak anak-anak yang tak punya kesempatan untuk belajar maupun bermain.
Dalam situsnya, Unicef (The United Nations Children's Emergency Fund) menyebutkan bahwa di sebagian besar negara-negara di dunia, perempuan dan anak perempuan secara tradisional bertanggung jawab untuk pasokan domestik air dan sanitasi, dan memelihara lingkungan rumah agar selalu higienis.
Maka tak heran jika perempuan selalu terlibat langsung dalam perencanaan dan pengelolaan pasokan air dan program sanitasi di rumah mereka. Namun yang membuat miris adalah, tak semua perempuan dan anak perempuan bisa menikmati akses ini.
Tidak mempunyai akses kamar mandi juga merupakan sesuatu yang berat bagi perempuan, karena umumnya jika ada rumah tangga yang tidak mempunyai kamar mandi, mereka harus pergi ke kamar mandi yang agak jauh letaknya. Pergi di malam hari untuk mengakses kamar mandi ini seringkali rawan bagi perempuan karena adanya pelecehan seksual. Belum lagi jika mereka harus terlalu lama mengantri di kamar mandi, bisa menimbulkan penyakit lainnya.